Selasa, 23 Februari 2010

Kebun Binatang Gembira Loka


Minggu lalu gue jalan-jalan ke kebun binatang Gembira Loka. Ini adalah kali kedua gueberkunjung kesini, kali ini gue pergi mengajak nenek Abbas yang memang sedang ada di yogya. Sekilas mengenai sejarah kebun binatang ini (mendengar dari suami), lumayan seru. Mungkin karena Ayah Abbas sejak kecil sudah ada dikota ini jadi paham hingga mendetail mengenai kebun binatang ini.

Kunjungan kali ini selain ingin mengajak Nenek Abbas jalan-jalan, juga karena topik bahasan science kami selama dua minggu adalah tentang vertebarata dan invertebrata. Sudah saya katakan bukan, kalau anak saya Abbas itu adalah pencinta alam yang luar biasa. Disini dia benar-benar menemukan habitatnya :p.

Memasuki areal kebun binatang, yang dicari pertama kali oleh Abbas adalah peta lokasi. Ayah Abbas kemudian masuk kebagian informasi dan mendapati dirinya beruntung, karena selain mendapatkan peta lokasi juga mendapatkan buku mengenai binatang-binatang yang ada dikebun binatang itu, Ayah Abbas memperolehnya dengan membayar sejumlah 7 ribu rupiah.

Dikebun binatang ini ada ruang diorama untuk pendidikan (gratis lho),

ada danau buatan, ada perahu-perahu yang bisa disewa, ada kereta mini, ada binatang (yha iyalah :p). Koleksi binatangnya lumayan banyak, suasananya juga cukup asri, bersih dan tertib. Mungkin karena saya membandingkannya dengan kebun binatang ragunan di jakarta kalau lagi musim liburan. Hiyyy…

Pertama kali Abbas bertemu dengan para gajah. Abbas menduga gajah-gajah yang suka berkelompok ini adalah gajah betina, sedang gajah jantan ada jauh disana (padahal saya lihat kakinya memang dirantai, jd tidak bisa jalan-jalan).

Ada juga buaya, yang besar atau yang kecil. Sempat buaya air tawar saya pikir batu berbentuk gajah, karena binatang ini hanya diam tak bergerak. Baru ketika dia keluar dari air dan berayun dengan anggun saya bergidik mengetahui bahwa sebenarnya dia adalah binatang pemangsa.

Ada yang membanggakan dari Abbas ketika saat itu ada dikandang landak. Dua orang lelaki dewasa disana sedang menimpukki landak-landak memakai batu. Abbas saat itu langsung saja protes dengan bilang, “jangan ditimpuki landaknya, nanti dia kesakitan.” Salah satu dari bapak-bapak itu terlihat tersipu malu, sedang yang lainnya tertawa. terlanjur Abbas sudah menunjukkan sikap positifnya, sekalian saja saya tambahkan kalimatnya, “anak-anak saja paham Pak, kalau tidak boleh menyakiti makhluk hidup. Bla…bla..bla (nah khan bawel saya muncul, mengalahkan anak saya :p)”. Akhirnya Bapak yang tertawa tadi ikut tersipu malu. Hohoho…bawel berbuah hasil rupanya. Mudah-mudahan kapok.

Selepas dari sana gue mengunjungi kandang ular. Kandang ular ini terbuka untuk umum. Maksud saya benar-benar TERBUKA kandangnya untuk umum. Banyak keluarga bergerombol didepan kandang ular ini, tetapi tidak ada yang tergerak untuk masuk. Abbas yang memang sudah tertarik dengan binatang, langsung meminta masuk kedalam kandang tsb. Ayah Abbas pria dewasa yang memiliki kebijaksanaan seperti anaknya, Abbas. Langsung menyetujui permintaan tersebut. Saya memiliki domumen berupa video bagaimana Abbas dan Ayah Abbas mendekati ular tersebut. Tidak puas hanya melihat satu ular besar, Abbas melihat ular yang berada didalam rumah-rumahan (yang sedang tiduran). Sempat pula memanggil saya dan adiknya untuk masuk kedalam. Walau saya memahami fakta bahwa ular python ini tidak beracun seperti ular-ular kecil lainnya. Tetapi fakta bahwa ular jenis ini bisa melilit dan bisa menelan makhluk hidup (termasuk manusia, percaya deh!) tidak bisa saya lupakan. Diluar, Saya walau bangga dengan keberaniannya, tetap saya gelisah tak karuan. Ini kandang ular gitu lho, dan anak saya masuk kedalamnya dengan suka rela! Disini dan disini ada sedikit dokumentasi mengenai keganasan ular phyton ini.

Tiba waktu sholat dzuhur. Ayah Abbas dan Nenek Abbas dengan khidmat tahu kewajiban sebagai hamba yaitu untuk sholat dzuhur. Saya yang kebetulan saat itu sedang tidak sholat kembali ditarik oleh 2 orang anak yang ganteng dan cantik ini. Ooo…rupanya saya diajak ketempat pertunjukkan hewan. Ada tulisan GRATIS didepannya. Wah pucuk dicinta ulampun tiba. Kapan lagi saya menyaksikan pertunjukkan hewan secara gratis. Hohoho…
Ada beruang kecil dan simpanse yang berlaga menghibur penonton. Semua senang dan bertepuk tangan, apalagi pembawa acaranya saya nilai lucu. Karena banyak orang yang tertawa. Sedang saya sendiri ikut-ikutan tertawa solidaritas saja, karena saya tidak mengerti bahasa jawa.

Diakhir acara ada tawaran untuk ikut berpartisipasi. Abbas langsung saja mengangkat tangan dan turun dari bangku sebelum dipersilahkan. Ternyata yang dimaksudkan untuk berpartisipasi oleh panitia sirkus adalah foto-foto. Abbas langsung naik ke podium disamping simpanse, rupanya itu tidak biasa bagi sang simpanse. Simpanse tersebut protes bergerak-gerak tak karuan. Bapak pelatih kemudian datang memarahi simpanse dan Abbas. Saya sebel deh melihatnya, yha intruksinya yang jelas donk Pak. Abbas rupanya lebih tidak terima simpanse itu dimarahi dan dipukuli tangannya. Dia pergi saja meloyor keluar dari arena. Selepas Abbas ada banyak keluarga yang rupanya ingin di foto bareng dengan simpanse. Seorang turis dengan keluarganya terlihat jelas tidak nyamannya menyaksikan bapak pelatih yang selalu memukul hewan yang dilatihnya untuk mau difoto. Habis foto-foto mereka harus rela membayar sejumlah uang kepada panitia. Sayangnya video yang saya rekam dari penampilan binatang ini hilang dari hard disk saya secara misterius…

Alhamdulillah murungnya Abbas tidak berlangsung lama. Karena tidak jauh dari sana ada kandang Unta. Rupanya pengunjung bisa naik kepunggung unta dengan membayar sejumlah uang 10rb rupiah. Abbas meminta kepada saya agar Ia bisa naik ke punggung unta. Hehe… saya menikmati dia meminta-minta seperti itu. Hal yang jarang dilakukannya pada makanan. Sama seperti nasibnya dokumentasi diatas, dokumentasi Abbas menaiki Unta juga hilang tidak berbekas.

Akhir cerita kami mendatangi kandang demi kandang yang tersisa. Sampai kebagian Kuda Nil yang super besar, Ayah Abbas dan Abbas berebut ingin mencium kuda nil tersebut. Ah, yang benar saja! Yasmin jauh lebih menyenangkan untuk dicium daripada kuda nil itu :) . Abbas juga bergelayut diakar-akar gantung pohon. Tebak itu meniru dari siapa, tentu saja dari Ayah Abbas sang Tarzan. Kami habiskan sisa waktu dengan makan-makan di kridosono. Hmm… lezat… jalan-jalan ditutup oleh hujan lebat :) . Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar